• Twitter
  • Facebook
  • RSS
  • Situ Patenggang:Danau Patenggang atau juga dikenal dengan nama Situ Patenggang ...
  • Ujung Genteng:Ujung Genteng berlokasi di daerah Sukabumi, Jawa barat. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu sekitar 6 sampai 7 jam dari Jakarta. ...
  • Candi Borobudur:Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa ...
  • Karimun Jawa:Karimun berasal dari bahasa Jawa yaitu kremun yang artinya kabur atau samar-samar. Diberi nama tersebut karena kepulauan ini terlihat samar-samar dari Pulau Jawa ...
  • SLIDE-2-TITLE-HERE

    Welcome to Blogger.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these text/sentences with your own descriptions.This theme is convert to Blogger by Premiumbloggertemplates.com.Download this template and more Premium Blogger Templates From PremiumBloggerTemplates.com...

  • SLIDE-4-TITLE-HERE

    Welcome to Blogger.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these text/sentences with your own descriptions.This theme is convert to Blogger by Premiumbloggertemplates.com.Download this template and more Premium Blogger Templates From PremiumBloggerTemplates.com...


Batu Hiu Pangandaran

Posted by centurism On 08:12

Batu Hiu merupakan sebuah pantai dengan tebing yang cukup terjal yang memiliki pemandangan lepas kearah samudra hindia. Batu hiu berjarak sekitar 14 km dari pangandaran sebagai objek wisata pilihan ketika pengunjung datang ke Pangandaran. Terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, kurang lebih 14 km dari Pangandaran ke arah Selatan. Memiliki panorama alam yang sangat indah. Dari atas bukit kecil yang ditumbuhi pohon-pohon Pandan Wong, pengunjung dapat  menyaksikan birunya Samudra Indonesia dengan deburan ombaknya yang menggulung putih.
Pantai Batu Hiu ini terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi. Pantai ini dinamakan Batu Hiu karena ada batu yang terlihat di laut ini dan menyerupai sirip ikan hiu. Untuk menikmati indahnya pantai, pengunjung bisa naik ke atas bukit kecil di pantai ini. Dari atas bukit itulah pengunjung bisa melihat batu yang menyerupai sirip ikan hiu.
Di bukit kecil yang ditanami pandan disitulah tempat yang paling pas untuk menikmati pantai Batu Hiu. Yang unik, untuk naik ke atas bukit, kita melewati “gerbang” berupa terowongan kecil yang berbentuk ikan hiu. Jadi, seolah-olah pengunjung masuk ke dalam mulut ikan hiu. Pengunjung juga bisa bermain air laut di sebelah bukit. Namun harus berhati-hati dengan ubur-ubur yang banyak berserakan di pasir pantai.
Sekitar 200 meter dari pinggir pantai terdapat batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah tempat ini dinamakan Batu Hiu. Pengujung dapat menikmati suasa alam pantai dengan berjalan-jalan di bukit yang teduh atau duduk santai bersama keluarga. Namun pengunjung tidak dapat berenang karena ombaknya yang cukup besar, pengunjung masih bisa berjalan-jalan di pantai. Pengunjung  dapat membawa cinderamata sebagai oleh-oleh bagi keluarga di rumah yang bisa di dapatkan di Batuhiu. 

Aksesibilitas 
Batu Hiu terletak di Desa Ciliang Kec. Parigi ± 14 km dari pangandaran ke arah selatan. Adapun jarak dari Bandung ± 236 km, Ciamis 95 km, dan Cijulang 4 km. Pantai ini tidak sulit untuk ditemukan karena ada banyak tanda arah ke Batu hiu. pengunjung dapat menggunakan kendaraan umum baik darat maupun udara seperti di bawah ini: 
Jalur Darat
Mobil atau kendaraan umum :

  • Jakarta ke Pangandaran (750 km), naik bus Kp. Rambutan-Pangandaran, pengunjung bisa menggunakan bus langsung menuju terminal pangandaran yang hanya berjarak 300 meter menuju gerbang masuk pantai. setelah itu pengunjung bisa berjalan kaki atau menggunakan becak
  • Bandung ke Pangandaran (236 km), naik bus Bandung-Tasikmalaya-Banjar-Pengandaran, pengunjung bisa naik dari Terminal Caheum. Bus yang melayani angkutan pangandaran Bandung adalah bus BUDIMAN, ada banyak pilihan AC dan Non-AC. Anda juga bisa menggunakan jasa angkutan elf.
  • Yogyakarta ke Pangandaran (385 km), maik bus Yogyakarta-Cilacap-Kalipucang-Pangandaran
  • Atau bagi pengunjung yang memiliki kendaraan pribadi, gunakan jalur yang sama seperti di atas.
  • Pengunjung juga dapat menggunakan jasa Tour & travel untuk berwisata ke Pangandaran dan sekitarnya.

Naik kereta jurusan ke Banjar selanjutnya untuk kepangandaran anda bisa menggunakan bus
Jalur Udara :
Naik pesawat Susi Air dari Bandung-Nusawiru (Pangandaran) dari Bandara Husen Sastranegara
Naik pesawat dari Jakarta-Nusawiru (Pangandaran) dari Bandara Halim Perdanakusuma. Biaya:
Jakarta – Pangandaran – Jakarta: 7 penerbangan/minggu
Jakarta – Pangandaran : 10:30 – 11:30 (setiap hari)
Pangandaran – Jakarta : 13:30 – 14:30 (setiap hari)
Lama penerbangan : 1 hour
Harga tiket : Rp 520,000
Cargo : Rp 10,000/kg
Bandung – Pangandaran – Bandung: 7 penerbangan/minggu
Bandung – Pangandaran : 12:40 – 13:20 (Daily)
Pangandaran – Bandung : 11:40 – 12:20 (Daily)
Lama penerbangan : 30 minutes
Harga tiket : Rp 280,000
Cargo : Rp 7,500/kg
Jika sudah tiba di pangandaran pengunjung bisa menggunakan mobil dengan jarak ± 14 km dari pangandaran, apabila menggunakan kendaraan umum pengunjung harus naik kendaraan menuju daerah parigi. Dari daerah tersebut pengunjung bisa menggunakan ojeg menuju Batu Hiu dengan waktu 10 menit. pengujung juga bisa turun di terminal bus cijulang dengan jarak 4 km dari Batu Hiu. 
Tidak perlu khawatir apabila kita ingin bermalam di sekitar daerah Batu Hiu, karena disekitar batu hiu sendiri tersedia guest house dan hotel yang tedekat seperti Sunrise Hotel sekitar ±3km dari Batu Hiu, Malabar Hotel, Nyiur Hotel dan masih banyak lagi. Dan juga ada banyak  warung makan di jalan menuju dan di sekitar kawasan Batu Hiu yang menjual berbagai macam makanan dan minuman tradisional Sunda. Sehingga tidak perlu khawatir untuk mencari makanan ataupun minuman. 

Amenitas 
Pantai Batu Hiu sudah memiliki basic tourist infrastructure dan specific tourist facilities yang dapat memudahkan pengunjung untuk menuju kesana dan juga memberikan kenyaman pada pengunjung saat berada disana. Namun fasilitas-fasilitas tersebut masih memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki seperti pada basic tourist infrastructure yaitu listrik sudah tersedia di daerah tersebut namun hanya ada di area luar dari bukit seperti di area parkir sedangkan di area bukit tidak terdapat penerangan, Mushola dan toilet keadaannya kurang bersih, dan tempat sampah jumlahnya masih sedikit sehingga memungkinkan pengunjung untuk membuang sampah sembarangan yang akan membuat lingkungan Batu Hiu menjadi kotor. 
Specific tourist facilities di area Batu hiu sudah tersedia dengan baik seperti signage yang dapat memudahkan pengunjung untuk menuju Batu Hiu, Pintu Gerbang dan Toko cinderamata yang dapat memudahkan pengunjung untuk membeli oleh-oleh khas dari Batu Hiu. Namun untuk Tourist information center sangat tidak terawat dan kotor bahkan ada bagian-bagian bangunan yang sudah rusak dan juga tidak ada petugas yang berjaga di tempat tersebut sehingga pengunjung sulit jika ingin mendapatkan informasi tentang Batu Hiu. 

Atraksi 
Di Batu Hiu pengujung akan menemukan sebuah bukit menghadap pantai yang indah. Di antara batu-batu yang menghiasi pantai, ada satu batu yang berbentuk seperti ikan Hiu. Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-11 sejumlah pasukan buangan kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Aki Gede dan Nini Gede tiba di temat ini. ketika mereka tiba di darat, mereka memutuskan untuk beristirahat dan tinggal sementara di dekat bukit. Kemudian Aki dan Nini Gede memerintahkan pasukan untuk mencari makanan. Salah satu pasukan yang disebut Ki Braja Lintang, memutuskan untuk mencari ikan di pantai dan menangkap ikan hiu. Ketika Aki dan Nini Gede mengetahui tentang ini, mereka mengatakan kepadanya untuk melepaskan ikan kembali ke lautan. Ketika mereka melepaskannya, ikan hiu tersebut berubah menjadi sebuah batu hitam besar yang berbentuk hiu dan masih bisa dilihat hingga saat ini dan dinamakan Batu Hiu.
Terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Batu Hiu menawarkan pemandangan spektakuler Samudra Hindia biru. Di atas bukit, pengunjung dapat menyaksikan dan mendengarkan gemuruh ombak. Tempat ini dihiasi oleh pepohonan Pandan Wong (semacam palem) yang cantik. Ketika hari mulai redup, pengujung dapat menyaksikan pesona matahari terbenam di cakrawala. 
Pintu masuk utama adalah sebuah gua yang berbentuk kepala Hiu besar, ketika pengujung berada di dalam gua seolah-olah pengunjung sedang berada di dalam rahang hiu, dengan banyak gigi yang tajam. Ketika menuju ujung yang lain, pengunjung akan menemukan sebuah pantai di mana pengunjung dapat bermain-main. Ada juga beberapa gua di daerah tersebut, penduduk setempat percaya bahwa salah satu gua ini terhubung ke Cirebon di Pantai Utara.
Meskipun tidak cocok untuk berenang, Batu Hiu adalah tempat yang tepat untuk bersantai. Sebuah tempat di mana pengunjung bisa melepaskan semua kepenatan dari rutinitas sehari-hari. 
Kira-kira 15 kilometer ke arah barat dari Batu Hiu disana kita dapat menjumpai penangkaran penyu hijau yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu. Penangkaran penyu hijau merupakan salah satu objek wisata edukasi di daerah pangandaran, disana pengunjung dapat mengetahui beberapa jenis penyu serta perkembang biakannya. 
Selain itu pengujung juga diperbolehkan untuk mengelus dan memberi makan penyu-penyu yang berada di penangkaran. Dan, jika sedang beruntung pada bulan-bulan tertentu kita dapat melepaskan beberapa tukik (anak penyu) ke lautan, dan disitu kita diperbolehkan untuk mengantar dan dan menggiring penyu agar sampai ke tepi pantai untuk selanjutnya mengarungi samudra.
Namun kondisi lingkungan dan penataan ruang pantai batu hiu sangat tidak terawat, pagar-pagar pembatas sudah rusak, gazebo tempat duduk-duduk pengunjung pun sudah rusak, bahkan lingkungannya pun sangat kotor. Kantor informasi pun sangat kotor dan tidak terawat bahkan tidak ada petugas yang berjaga. Pada awalnya pantai batu hiu dikelola oleh Dinas Pariwisata Daerah Pangandaran namun saat ini tidak ada pihak yang mengelola temat ini. Ini sangat disayangkan karena Pantai Batu Hiu sering disamakan dengan Tanah Lot, Bali karena Pantai Hiu tidak kalah indahnya dengan tanah lot dan sering disebut sebagai Tanah Lotnya Jawa Barat. Pantai batu hiu kemungkinan besar dapat berkembang, apabila pihak pengelola dan pemerintah dapat bekerjasama untuk mengelola pantai batu hiu lebih baik lagi. 

Aktivitas 
Aktivitas yang terdapat di pantai batu hiu bervariatif yaitu adanya aktivitas bersifat pasif, yang meliputi pedagang dan pengunjung, dan yang bersifat aktif meliputi; adanya penangkaran penyu, dan penziarahan.

Available package 
Banyak paket wisata yang menawarkan perjalanan menuju pantai batu hiu, karena batu hiu merupakan salah satu pantai yang berbeda di pangandaran, selain melihat sunset, di Batu Hiu kita bisa berwisata ke penangkatan penyu dan juga pantai Batu Hiu sering disebut sebagai Tanah Lotnya Jawa Barat. 

Ancillary Service
Untuk jasa pendukung kepariwisataan yang lain, di Batu hiu belum tesedia dengan lengkap, karena lokasi Pantai Batu Hiu jauh dengan pusat perkotaan dan berada si sekitar pedesaan sehingga hal ini yang dapat menghambat pengunjung untuk berwisata ke sana.
Pantai Batu Hiu apabila dilihat dari segi aspek pasarnya yaitu banyak wisatawan yang berkunjung pada hari libur nasional, seperti; tahun baru, akhir tahun, libur sekolah, juga menjelang bulan ramadhan. Wisatawan yang bekunjungpun beragam, yaitu baik wisatawan domestic dan mancanegara. Namun lebih banyak pengunjung yang berasal dari pulau jawa dibandingkan dengan pengunjung luar pulau dan mancanegara.
Untuk menarik para wisatawan, pengelola Pantai Batu Hiu melakukan pengembangan di destinasi ini dengan tersedianya penangankaran penyu.
Permasalahan mendasar yang perlu diperhatikan di destinasi dan harus segera ditangani yaitu kurangnya pengelolaan di destinasi ini, sehingga lingkungannya terlihat tidak terawat dan rusak yang diakibatkan oleh pengelolaan yang tidak lancar.

Batu Karas Pangandaran

Posted by centurism On 07:53

Objek wisata bahari ini merupakan perpaduan antara Pantai Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang lebih tenang. Pantai ini sangat banyak dikunjungi wisatawan untuk surfing dan berenang. Pantai Batu Karas berada di wilayah Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang dapat dijangkau dengan kendaraan lebih kurang 45 menit dari Pangandaran.
Mungkin, bagi para surfer yang berada di Pulau Jawa tidak perlu harus terbang ke Bali atau Nias untuk mengasah kemampuannya menari diatas ombak . Karena di Pantai Batu Karas ini, selain pantainya yang landai juga memiliki teluk kecil. Sehingga tidak terlalu menguras tenaga para surfer ketika melakukan paddling menuju point/titik awal datangnya ombak. Bagi para wisatawan yang ingin belajar sufing, di pantai ini juga terdapat penyewaan berbagai macam surfboard, lengkap dengan instruktur dyang dikoordinir oleh organisasi pemuda setempat. Mereka menyediakan segala model papan selancar di sana, mulai dari papan surfing profesional sampai papan surfing bagi pemula atau papan buggy yang digunakan sambil tengkurap. Tutornya jago-jago dan amat sabar loh membantu para pemula.
Di kawasan Pantai Batu Karas juga terdapat beragam tempat penginapan dengan harga yang sangat relatif. Atau bagi Anda yang datang rombongan terdapat penginapan satu ruangan yang dihitung perkepala Rp. 50.000. Suasana yang tenang, alami dan masih natural ini, juga bisa menjadi salah satu tempat alternatif bagi pasangan yang ingin berbulan madu. Sajian hidangan laut pun terdapat di pantai ini, seperti; cumi-cumi, ikan kepiting dan lain-lain.
Selain surfing, buggy, jetski, banana boat dan olahraga air lainnya, tempat ini juga cocok bagi mereka yang gemar bertualang. Batu Karas menawarkan kesempatan untuk kemping dan jelajah alam. Bagi mereka yang cukup bernyali, bisa menyewa penduduk lokal untuk menunjukkan Karang Nunggal - pantai terpencil yang memiliki bukit karang menjulang tinggi di bibir pantainya.
Banyak juga wisatawan asing yang datang ke Pantai Batu Karas. Selain untuk mencoba kemantapan kakinya untuk berdiri dan meliuk bersama ombak di atas surfboard, para wisman ini ingin merasakan pantai yang tenang sambil merasakan angin sepoi-sepoi. Memang pantai ini masih sepi dari pengunjung, karena alasan menepuh perjalanan yang cukup jauh dengan rute Pantai Pangandaran – Pantai Batuhiu – Green Canyon – Pantai Batu karas. Akan tetapi, jika sudah datang sekali ke pantai ini, pastinya hati ini ingin  kembali datang lagi. Teringat asyiknya belajar Surfing di Pantai Batu Karas.

Aksesibilitas
Pantai batu karas terletak di kecamatan cijulang kabupaten ciamis provinsi jawa barat. Jika dihitung, dari pantai pangandaran berjarak sekitar 35 km dengan waktu tempuh kendaraan bus menghabiskan waktu ±  50 menit. Akses jalan menuju pantai batu karas terbilang cukup sempit karena berdekatan dengan rumah warga, dan sesekali berbatasan langsung dengan bibir pantai. Lebar jalan hanya ± 5 m, dengan keadaan jalan yang cukup rusak dan berlubang-lubang, padahal setiap harinya  begitu banyak bus pariwisata yang memakai jalan sebagai akses menuju pantai tersebut. Namun demikian kemudahan juga didapat karena petunjuk menuju ke pantai terpampang di pinggir jalan aksesnya.

Akomodasi
Akomodasi yang tersedia di pantai batu karas berupa hotel. Ada juga penginapan dengan harga yang relatif murah. Hotel yang tersedia disini adalah Javacove Beach Hotel yang merupakan hotel yang berkelas sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Harga di patok sesuai dengan jenis kamar. Ada Kamar dengan jenis  standard, Tree View, dan ocean view. Sedangkan untuk penginapan, berupa cottage yang ditawarkan dengan harga relatif murah.


Amenitis
Fasilitas umum yang tersedia untuk para turis sudah tersedia secara lengkap. Mulai dari toilet, ruang ibadah, tempat parkir yang cukup luas, papan petunjuk, air, listrik, tourism information centre hingga fasilitas yang khusus seperti panyewaan boat, dan papan selancar dan lain lain

Atractiaon Dan Aktivitas
Terdapat banyak aktivitas yang dapat di lakukan di batu karas. Seperti berenang, memancing, snorkeling, dan berbagai jenis permainan seperti banana boat, surfing, flying fish, donouts boat dan masih banyak lagi yang lainnya. Pantai batu karas juga dapat digunakan sebagai tempat bersantai bersama keluarga karena tipe pantai yang landau dan airnya yang tenang.

Available Package
Perusahaan perusahaan travel telah banyak yang menyertakan batu karas sebagai salah satu paket wisatanya.

Ancillary Service
Disekitar pantai batu karas terdapat beberapa fasilitas tambahan, seperti took cideramata, ATM, penyewaan boat. 

Green Canyon Pangandaran

Posted by centurism On 07:20

Green Canyon adalah obyek wisata yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.
Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.
Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

Attraction
Objek wisata Green Canyon/Cukang Taneuh sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalagtit dan stalagmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi. Atraksi yang bisa dinikmati di objek wisata ini mencakup melihat keindahan alam stalagtit dan stalagnit dengan menyusuri sungai menggunakan perahu dan berenang dengan menggunakan pelampung yang disediakan pihak pengelola. Kondisi lingkungan di objek wisata ini masih cukup baik namun jika terjadi hujan, keadaan air cukup keruh. Disepanjang sisi-sisinya terdapat pepohonan yang rindang serta tebing-tebing saat menuju area untuk berenang.

Activities
Salah satu aktifitas wisata yang terdapat di DTW Green Canyon adalah GREEN CANYON FULL ADVENTURE AND BODY RAFTING.
Setelah membayar tiket seharga Rp. 200.000/perahu, pengunjung atau wisatawan diajak menyusuri sungai green canyon sejauh 3km dengan menggunakan perahu diesel. Ketika perahu telah sampai kepada tempat dimana arus ari semakin deras mengalir, semua wisatawan di turunkan dari perahu dan berenang menuju pinggiran sungai, wisatawan diarahkan untuk mengikuti instruksi yang guid isyaratkan, kemudian semua wisatawan berjalan melewati dinding-dinding sungan yang tersusun dari batu-batu seperti karang menuju hulu sungai untuk melihat curug.

Accessibility
Green Canyon adalah obyek wisata yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal. Aksesibility untuk menuju ke green canyon untuk saat ini masih kurang. Tidak adanya perlintasan jalur angkutan umum yang melewati obyek wisata tsb. Para pengunjung yang datang kebanyakan menggunkan kendaraan pribadi seperti motor, mobil pribadi dan bis pariwisata untuk para pengunjung yg jauh dr obyek tersebut. 
Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa.
Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai. Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah gua yang atapnya sudah runtuh. Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktif-stalaktif yang masih dialiri tetesan air tanah. Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan. Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat gua yang dihuni oleh banyak kelelawar.
Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5m ke dasar lubuk yang dalam.
Bagi Anda yang benar-benar ingin menikmati keindahan objek wisata Green Canyon harus paham dengan musim-musimnya. Karena saat terbaik untuk bisa menikmati keindahaan objek wisata ini adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau, seperti yang sudah kami alami beberapa waktu lalu yang datang ke green canyon pada musi hujan, arus green canyon menjadi deras dan warna airnya pun akan menjadi coklat.

Accomodation
Akomodasi di suatu obyek wisata sangatlah penting demi menunjang keberlangsungan kegiatan para wisatawan untuk waktu yang cukup lama. Akan tetapi setelah kami analisis, disekitar obyek wisata green canyon tidak terlalu banyak akomodasi yang begitu menunjang seperti hotel-hotel berbintang,karena lokasinya yang cukup jauh jauh dari pusat kota. beberapa jenis akomodasi yang terdapat di green canyon diantaranya:
• Green canyon hotel samui
• Sunrise hotel
• Batukaras 

Ancillary Services
Sebelum Anda memutuskan untuk ke Green Canyon, sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan uang tunai yang cukup. Pasalnya, disana tidak ada bank atau ATM. Untuk ATM, tempat penginapan dan fasilitas akomodasi yang lengkap bisa Anda dapatkan di Pangandaran.
Untuk akses berperahu, disana tersedia armada perahu yang cukup banyak. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan Anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan dilengkapi seorang juru dan tugas batu untuk memandu Anda dalam perjalanan.

Available Package
Pihak pengelola objek wisata Green Canyon menyediakan paket wisata bodyrafting untuk sekitar 6 orang dalam 1 perahu dan bisa berenang sekitar Rp 250.000 atau hasil negosiasi dengan pengemudi perahu jika ingin berenang.

Wisata Kampung Naga

Posted by centurism On 06:16

Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal kurang lebih 4 ha. Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak pada ruas jalan raya yang menghubungkan Tasikmalaya - Bandung melalui Garut, yaitu kurang lebih pada kilometer ke 30 ke arah Barat kota Tasikmalaya. Kampung Naga  dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan Ieluhumya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat . 
Secara administratif Kampung Naga termasuk kampung Legok Dage Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.Jarak tempuh dari Kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari Kota Garut jaraknya 26 kilometer.Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.
Semua bangunan yang ada di Kampung Naga bentuknya sama. baik rumah, mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan. Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.
Obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata budaya di Tasikmlaya Wisatawan biasanya memiliki minat khusus yaitu ingin mengetahui dan membuktikan secara nyata keadaan tesebut. Pengembangan obyek wisata Kampung Naga termasuk dalam jangkuan pengembangan jangka pendek. 


Sejarah Kampung Naga

Sejarah/asal usul Kampung Naga menurut salah satu versi nya bermula pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut, Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.
Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi masyarakat Kampung Naga "Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh masyarakat Kampung Naga sebagai makam keramat yang selalu diziarahi pada saat diadakan upacara adat bagi semua keturunannya.
Namun kapan Eyang Singaparana meninggal, tidak diperoleh data yang pasti bahkan tidak seorang pun warga Kampung Naga yang mengetahuinya. Menurut kepercayaan yang mereka warisi secara turun temurun, nenek moyang masyarakat Kampung Naga tidak meninggal dunia melainkan raib tanpa meninggalkan jasad. Dan di tempat itulah masyarakat Kampung Naga menganggapnya sebagai makam, dengan memberikan tanda atau petunjuk kepada keturunan Masyarakat Kampung Naga. 
Ada sejumlah nama para leluhur masyarakat Kampung Naga yang dihormati seperti: Pangeran Kudratullah, dimakamkan di Gadog Kabupaten Garut, seorang yang dipandang sangat menguasai pengetahuan Agama Islam. Raden Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti, dimakamkan di Taraju, Kabupaten Tasikmalaya yang mengusai ilmu kekebalan "kewedukan". Ratu Ineng Kudratullah atau disebut Eyang Mudik Batara Karang, dimakamkan di Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menguasai ilmu kekuatan fisik "kabedasan". Pangeran Mangkubawang, dimakamkan di Mataram Yogyakarta menguasai ilmu kepandaian yang bersifat kedunawian atau kekayaan. Sunan Gunungjati Kalijaga, dimakamkan di Cirebon menguasai ilmu pengetahuan mengenai bidang pertanian.

Accessibility Menuju Kampung Naga
Kampung Naga secara administratif terletak di kampung Legok Dage, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Terletak persis di samping jalan raya Tasikmalaya-Garut dari rute Tasikmalaya-Bandung, membuat kampung ini mudah dicapai.
Untuk menuju ke sini bisa ditempuh dari 2 arah, dari Garut atau dari Tasikmalaya, karena kampung ini terletak di “tengah-tengah” perbatasan kedua kota, sekitar 30 km dari Tasikmalaya dan 26 km dari Garut.
Dari Jakarta, menuju Garut dapat menggunakan bus Primajasa dari Terminal Lebak Bulus dengan ongkos 50 ribu rupiah. Bila naik yang jurusan Tasikmalaya, ongkosnya 40 ribu rupiah.
Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah ditembok (Sunda sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai ke dalam Kampung Naga.


Accomodation
Tidak ada fasilitas penginapan di sekitar kampung naga. Namun jika wisatawan ingin merasakan tinggal di kampung naga, biasanya diperbolehkan menginap di rumah warga, dengan syarat dan ketentuan berlaku.


Amenities

  • Basic Tourist Infrastructure

Air, sarana umum: mushola, toilet, areal parkir, tempat sampah

  • Spesific Tourist Facilities

Pusat informasi, pintu gerbang, toko cinderamata, Gedung pertemuan (Patemon)


Attraction
Daya tarik utama 
Daya tarik obyek wisata Kampung Naga terletak pada kehidupan yang unik dari komunitas yang terletak di Kampung Naga tersebut. Kehidupan mereka dapat berbaur dengan masyarakat modern, beragama Islam, tetapi masih kuat memlihara Adat Istiadat leluhurnya. Seperti berbagai upacara adat, upacara hari-hari besr Islam misalnya Upacara bulan Mulud atau Alif dengan melaksanakan Pedaran (pembacaan Sejarah Nenek Moyang) Proses ini dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan dan Wisatawan boleh mengikuti acara tersebut dengan syarat harus patuh pada aturan di sana.
Bentuk bangunan di Kampung Naga sama baik rumah, mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan. Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga

Keunikan/kelangkaan
Yang membuat Kampung Naga ini unik adalah karena penduduk kampung ini seperti tidak terpengaruh dengan modernitas dan masih tetap memegang teguh adat istiadat yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka. Uniknya lagi, karena areal Kampung Naga yang terbatas hingga tak memungkinkannya lagi mendirikan rumah di kampung itu, banyak penduduk Kampung Naga pada akhirnya menyebar ke berbagai penjuru daerah seperti ke Ciamis dan bahkan Cirebon tapi penduduk yang tak lagi berdiam di Kampung Naga ini tetap saja masih menjunjung tinggi warisan adat budaya leluhurnya. Jika pada hari-hari tertentu Kampung Naga akan diselenggarakan misalnya adat dan upacara sa-Naga yang dipusatkan di Kampung Naga maka penduduk yang tak lagi tinggal di kampung ini pun akan menyempatkan hadir demi ikut berpartisipasi dalam perayaan atau upacara adat tersebut.
Beralih ke sistem kesenian Kampung Naga, kita akan bersitatap dengan berbagai kesenian tradisional yang tetap dilestarikan keasliannya yang antara lain seperti kesenian terbangan, angklung, dan beluk. Kesenian-kesenian ini biasanya akan ditampilkan bilamana warga KampungNaga sedang melaksanakan berbagai upacara-upacara adat seperti upacara sasih, upacara berziarah ke kubur keramat nenek moyang dan upacara yang berhubungan dengan bulan-bulan suci atau agung dalam Islam, misalnya bulan Muharram, Maulud, hari Raya Idulfitri, dan sebagainya. Meski begitu, kesenian ini pun kerap kali dipentaskan tidak hanya untuk mengiringi upacara-upacara adat tapi juga pada saat hajatan perkawinan dan khitanan sebagi sarana hiburan sekaligus penyemarak pesta.

Kondisi lingkungan dan penataan ruangan
Kampung Naga juga jika tidak tersedia tempat tinggal (rumah). Rumah di Kampung Naga jumlahnya selalu dipertahankan, yaitu tidak boleh kurang dan lebih dari 118 bangunan. dari 118 bangunan tersebut, sebanyak 108 bangunan adalah rumah penduduk, sisanya adalah bangunan masjid, ruang pertemuan dan rumah agung ( rumah besar ) yang tidak boleh ditempati oleh siapapun.
Tanah di kampung ini tergolong sangat subur, karena tekstur tanah yang miring, kemudian dibatasi oleh sungai, dan diapit oleh bukit - bukit yang lumayan terjal. Karena terletak di wilayah pegunungan, kondisi cuaca juga sangat membantu para petani di kampung ini, semua tanaman yang ditanam dapat tumbuh subur. Di belakang rumah penduduk,  terdapat kolam-kolam ikan, berisi ikan lele, ikan mas dan ikan gurame, yang setiap waktu siap dipanen dan memberikan penghasilan lumayan buat para penduduk.

Kemungkinan pengembangan
Dapat dipertahankan sebagai wisata budaya dan pengembangan objek wisata budaya yang lebih baik lagi dan menjadi cirri khas wisata budaya sunda.